MAKALAH
ALKOHOL dan ETER
DISUSUNOLEH :
Nama :
·
Fajar Indra
·
Hotmaida uli LS
·
Khaira banu
·
Mhd. Sakti Buana
·
Visky Monicha S.P.
· Yentha
Nadya
Kelas : XII IPA2
SMA NEGERI 1 LIMA PULUH
T.A 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak
kejahatan atau kekerasan disuatu Negara itu disebabkan oleh pengaruh minuman
beralkohol, maka dari itu penulis akan menjelaskan tentang apa itu alkohol dan
eter, manfaat alkohol dan eter, carapembuatan alcohol dan eter.
1.2
Rumusan Masalah
v
Apa yang dimaksud dengan alkohol?
v
Apa saja sifat-sifat yang dimiliki
oleh alkohol?
v
Bagaimana pembuatan alkohol?
v
Apa kegunaan alkohol bagi kehidupan?
v
Apa yang dimaksud dengan eter?
v
Apa saja sifat-sifat yang dimiliki
oleh eter?
v
Bagaimana pembuatan eter?
v
Apa kegunaan eter bagi kehidupan?
1.3 Tujuan
v Untuk
mengetahui tentang alkohol.
v Untuk
mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh alkohol.
v Untuk
mengetahui cara pembuatan alkohol.
v Untuk
mengetahui kegunaan alkohol bagi kehidupan manusia.
v Untuk
mengetahui tentang eter
v Untuk
mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh eter.
v Untuk
mengetahui cara pembuatan eter.
v Untuk
mengetahui kegunaan eter bagi kehidupan manusia.
BAB
II
ISI
2.1 Alkohol
Alkohol adalah deriva dan hidroksi
yang mempunyai ikatan langsung maupun rantai cabang dari alifatikhirokarbon.
Bentuk rantai alkohol yang sering ditemukan adalah yang mengandung 3 gugus
hidroksil dan 1 gugus hidroksi dalam satu rantai karbon
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang
mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan
sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol
yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki
pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum
untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.Berdasarkan jumlah gugus fungsi –OH, jenis alkohol:
ü
Alkohol monovalent : memiliki 1
gugus fungsi –OH
ü
Alkohol polivalen : memiliki
gugus fungsi –OH lebih dari 1
2.1.1 Sifat-sifat Alkohol
sifat alkohol di kelompokkan menjadi
2, yaitu; sifat fisikanya dan sifat kimianya:
a) Sifat fisik
Alcohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat llebih menguap tergantung
pada panjang rantai karbon utamanya.
alkohol
rantai pendek bersifat polar sehingga dengan baik larut dalam air
serta memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam
hal kepolaran dan titik didih, alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat
dengan air. Hal tersebut disebabkan karena air dan alkohol keduanya memilki
gugus -OH. Gugus -OH ini bersifat polar sehingga menyebabkan air dan alkohol
bersifat polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan oleh adanya
ikatan hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air
dan alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.
b)Sifat kimia
Alkohol
bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup reaktif
sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi
yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
·
reaksi oksidasi
reaksi
oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan
oksigen. Misalnya reaksi pembakaran pada spirtus.
·
reaksi dengan asam karboksilat
Ester dibuat
melalui reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi
esterfikasi.
2.1.2 Pembuatan Alkohol
Dibidang
industri, methanol dan etanol merupakan alkohol yang banyak diproduksi. Metanol
dibuat secara besar-besaran dengan cara mereduksi gas karbon monoksida
menggunakan gas hydrogen dengan katalis oksida logam.
|
Contoh: CH3CH2Cl
+ KOH → CH3CH2OH
+ KCl
Reduksi aldehida
Contoh: C2H5CHO
+ H2→ C2H5CH2OH
Reduksi
keton
Contoh : C2H5COC2H5
+ H2→ C2H5CH(OH)C2H5
2.1.3 Jenis-jenis Alkohol
a.
Alkohol Primer
Alkohol
Primer, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C primer.
Contoh:
CH3 – CH2 – CH2
– CH2 – OH
1-butanol (alcohol primer)
b.
Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder,
yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C sekunder.
Contoh:
CH3-CH3-CH-OH
CH3
2-butanol (alkohol sekunder)
c.
Alkohol Tersier
Alkohol
tersier, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C tersier.
Contoh:
OH
CH3 – C – CH3
CH3
2-metil-2-propanol
(alkohol tersier)
2.1.4 Reaksi
Alkohol
Reaksi-reaksi pada alkohol dapat digunakan sebagai
pengenal alkohol.
a) Reaksi Identifikasi Alkohol Menggunakan Logam
Natrium
Reaksi ini
digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi
denganlogam natrium.alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas
hidrogen sesuai dengan persamaan reaksi berikut;
2R- OH +2Na => 2R – Ona + H2 (g)
2CH3- CH2-OH+2Na => 2CH3
– CH2 – Ona + H2 (g)
Etanol
Natrium Etoksida
Reaksi ini
merupakan reaksi yang digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena
eter tidak dapat bereaksi dengan logam natrium.
b) Reaksi
Identifikasi Alkohol Menggunakan Fosfor Trihalida
jika alkoholdireaksikan dengan fosfor trihalida
akanmenghasilkan alkil halida.
3R -OH + PX3 => 3R – X + H3PO3
c)Reaksi Oksidasi (untuk membedakan
Jenis Alkohol)
oksidasi
alkohol Primer menghasilkan senyawa aldehid. Jika aldehid dioksidasi
lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat.
2.1.5 Tatanama Alkohol
a.
Rantai utama adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus OH
b.
Gugus OH harus di nomor terkecil
c. Penamaan
secara IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran a pada alkana dengan
akhiran ol (alkana menjadi alkanol).
d. Penamaan
secara trivial, yaitu dimulai dengan menyebut nama gugus alkil yang terikat
pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol.
Contoh:
Berdasarkan jumlah gugus –OH yang terikat, alkohol dapat dibedakan menjadi:
a.
Alkohol monovalent, yaitu alkohol yang hanya
mengandung sebuah gugus
hidroksi (-OH) pada senyawanya
b.
Alkohol divalent, yaitu alkohol yang mempunyai
dua buah gugus hidroksi
(-OH) dalam senyawanya.
c.
Alkohol polivalen,yaitu alcohol yang mempunyai
banyak gugus hidroksi
(-OH) dalam senyawanya.
2.1.6 Kegunaan Alkohol
a.
Metanol
Metanol
merupakan zat cair tidak berwarna, berbau khas alkohol, bersifat racun karena
dosis sedikit saja mata dapat menjadi buta bahkan kematian. Penggunaan metanol
antara lain sebagai pelarut, membuat pernis, dan membuat formalin.
b.
Etanol
Etanol
merupakan senyawa alkanol dan diperoleh melalui reaksi peragian (fermentasi)
dengan bantuan enzim yang dihasilkan mikroorganisme dan biasa disebut sebagai
ragi. Dalam industri etanol diperoleh dengan cara industri gas etena dengan
katalis asam sulfat atau phospat.
c.
Alkanol Poliven
GLIKOL
|
GLISEROL
|
Glikol dibuat melalui
oksidasi etena dengan katalis perak, etilen oksida yang dihasilkan kemudian
dihidrolisis pada suasana asam menjadi glikol. Fungsi utamanya adalah sebagai
cairan anti beku, bahan industri plastik, serat poliester, dan etilen glikol
digunakan sebagai bahan baku serat sintetik poliester (tetoron), atau cairan
tambahan pada radiator mobil agar tahan terhadap over heating.
|
Gliserol merupakan cairan tidak berwarna, kental,
dan rasanya manis. Gliserol dihasilkan dari hidrolisis lemak/minyak. Gliserol
digunakan untuk pelarut obat-obatan seperti obat batuk, body lotion, juga
sebagai bahan baku pembuat bahan peledak/dinamit (trinitrogliserin).
|
2.1.7 Bahaya
Alkohol
Pengaruh alcohol
terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa factor,
yaitu: Jenis
dan jumlah alkohol yang dikonsumsi, Usia, berat badan, dan jenis kelamin.
v
Pengaruh jangka pendek
Walaupun
pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara konsentrasi
alkohol di dalam darah dan efeknya.Euphoria ringan danstimulasi terhadap
prilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alcohol di dalam
darah.
v
Resiko intoksikasi alkohol
Gejala
intoksikasi yang paling umum adalah mabuk, sehingga dapat menyebabkan cendera
dan kematian.
v
Pengaruh jangka panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
Ø
Tekanan darah tinggi.
Ø
Kerusakan jantung
Ø
Strok
Ø
Kerusakan hati
Ø
Kanker saluran pencernaan
2.2 Eter
Eter mempunyai rumus umum
R-O-R’ dengan R dan R’ dapat merupakan gugus alkil yang sama. Bila gugus
alkilnya sama disebut sebagai eter simetris dan jika tidak sama disebut dengan
eter majemuk. Eter berisomer gugus fungsi dengan alcohol, sebab rumus kimia
eter sama dengan alkohol.Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetikdietil eter
(etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).
Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini
merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.
Jenis eter:
ü
Eter tunggal : eter dengan gugus alkil sama
ü
Eter majemuk : eter dengan gugus alkil berbeda
2.2.1 Sifat-sifat Eter
Eter mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun.
Bereaksi dengan HBr atau HI.
Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara
molekul-molekulnya, sehingga titik didihnya lebih rendah jika dibandingkan
dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih eter
sebanding dengan titik didih alkana.
2.2.2 Pembuatan Eter
Eter dapat dibuat dengan jalan mereaksikan alkohol
primer dengan asam sulfat pada suhu 140 0C.
Contoh :
2CH3 – OH CH3 – O – CH3
+ H2O
Reaksi antara Natrium Alkanolat dengan alkilhalida (sintesis Williamson)
Contoh :
C2H5OH + H2SO4 → C2H5SO3OH +
H2O (tahap 1)
C2H5SO3OH + C2H5OH → C2H5OC2H5 +
H2SO4 (tahap 2)
2.2.3
Tatanama Eter
a.
Jika gugus alkil berbeda maka yang C-nya kecil
sebagai alkoksi
b.
Gugus alkoksi di nomor terkecil
Contoh :
Bila menggunakan tatanama trival disebut
dengan alkil (1) alkil (2) eter. Jika alkil (1)
sama dengan alkil (2) disebut dengan
diakil eter.
Beberapa
contoh penamaan eter dapat dilihat pada table berikut.
Struktur
|
Nama IUPAC
|
Nama trival
|
CH3 – O – CH3
|
Metoksi etana
|
Dimetil eter atau metil eter
|
CH3 – O – CH2CH3
|
Metoksi etana
|
Etil metil eter
|
CH3 – CH – CH3
O
C2H5
|
2-etoksi propane
|
Etil sekunder propil eter
|
C2H5 – O – C2H5
|
Etoksi etana
|
Dietil eter atau etil eter
|
CH3
CH3 – O – C – CH3
CH3
|
2-metil-2-metoksi propane
|
Metil tersier butyl eter
|
Senyawa eter dapat juga berbentuk siklik.
Eter siklik yang beranggotakan tiga termasuk
golongan epoksida, dan merupakan hasil
oksidasi dari alkena.
2.2.4
Kegunaan Eter
a.
Eter dalam laboratorium digunakan
sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan sedikit larut dalam air.
b.
Dalam bidang kesehatan, eter banyak
digunakan untuk obat pembius atau anestetik.
Contoh Soal:
1.
Senyawa alkohol berikut ini
yang bersifat optis aktif adalah…
1.
2-propanol 3.
3-pentanol
2.
2-metil-2-butanol 4. 2-butanol
Pembahasan :
Sifat optis aktif dimiliki oleh atom C asimetrik, yaitu atom C yang
mengikat empat gugus yang berbeda hanya 2-butanol yang mengandung atom C
asimetrik.
2.
Terdapat beberapa jenis
alkohol sebagai berikut:
1)
2-propanol
2)
2-metil 2-propanol
3)
3-pentanol
4)
2,2-dimetil propanol
Senyawa yang jika dioksidasi menghasilkan keton adalah….
a.
1 dan 3 d. 2 dan 3
b.
1 dan 2 e. 2 dan 4
c.
1 dan 4
Pembahasan:
Alkohol yang menghasilkan keton (alkanon) jika dioksidasi adalah alkohol
sekunder.
3.
Suatu senyawa C5H12O
dapat bereaksi dengan Na dan jika dioksidasi akan
menghasilkan zat yang dapat
memerahkan lakmus. Senyawa tersebut adalah…
a.
1-pentanol d.
2-pentanol
b.
3-pentanol e.
2-metil 2-butanol
c.
3-metil 2-butanol
Pembahasan :
Senyawa di atas adalah alkohol/eter.Karena dapat bereaksi dengan Na, maka
senyawa tersebut adalah alkohol.Jika dioksidasi dapat memerahkan lakmus,
berarti bersifat asam jika dioksidasi.Maka hasil oksidasinya adalah asam
karboksilat.Asam karboksilat hanya dihasilkan dari oksidasi sempurna alkohol
primer.
4.
Senyawa yang termasuk alkohol
polihidroksi adalah….
a.
Etanol d. lemak
b.
Gliserol e.
protein
c.
Butanol
Pembahasan :
Alkohol polihidroksi adalah alkohol yang mempunyai gugus fungsi –OH lebih
dari satu.Pada gliserol terdapat gugus –OH sebanyak 3.Untuk glikol terdapat –OH
sebanyak 2.
5.
Diantara senyawa berikut yang
tergolong eter adalah….
a.
CH3CH(C2H5)COCH3 d. CH3OCOCH3
b.
(CH3)2CHCH(OH)C2H5 e. CH2CHOCH3C2C5
c.
CH3CH2CHO
Pembahasan :
Gugus fungsi eter adalah -O-, (a) adalah gugus alkanon/keton. (b) adalah
alcohol, (c) adalah aldehid, (d) adalah ester, (e) adalah eter.
6.
Bila dibandingkan sifat-sifat eter
dengan alkohol yang sesuai adalah….
a.
Eter lebih mudah larut dalam air
b.
Eter lebih mudah menguap
c.
Eter lebih reaktif
d.
Eter tidak bereaksi dengan
PCl5
e.
Eter tidak terbakar.
Pembahasan:
titik didih eter lebih rendah dari pada alkohol.
7.
Senyawa A (C4H10O) tidak
bereaksi dengan logam Na. senyawa A dengan larutan
HI berlebih menghasilkan senyawa B, C dan H2O.
Hidrolisis senyawa C
menghasilkan 2-propanol.
Senyawa A tersebut adalah….
a.
Metil isopropil eter d. isobutil
alkohol
b.
Tersier butil alkohol e. sekunder butil
alkohol
c.
Metil n-propil eter
Pembahasan :
Senyawa A tidak bereaksi dengan senyawa Na, menunjukkan bahwa senyawa A
adalah senyawa eter. Eter jika bereaksi dengan HI berlebih, akan menghasilkan
R-I, R’I dan H2O. hasil hidrolisisnya adalah 2-propanol (alcohol sekunder),
jadi yang dihidrolisis adalah RI. Karena hasilnya adalah alcohol sekunder, maka
R=isopropyl. Sisa atom C sebanyak 1. Jadi nama senyawa eter tersebut adalah
metil isopropyl eter.
8.
Perlakuan berikut yang tidak
dapat dipakai untuk membedakan alkohol dan eter
adalah…
a.
Kelarutan dalam air d.
Reaksi dengan PCl3
b.
Reaksi esterifikasi e.Penentuan rumus molekul
c.
Reaksi dengan logam natrium
9.
Senyawa alkohol dengan rumus
molekul C3H8O mempunyai isomer sebanyak…
a.
2 d.
5
b.
3 e. 6
c.
4
10.
Diantara senyawa berikut yang
tergolong alkohol primer adalah….
a.
n-pentil alkohol d.isobutil alkohol
b.
neopentil alkohol e.
isopropil alkohol
c.
isopentil alkohol
11.
Senyawa yang bukan merupakan alkohol
sekunder adalah…
a.
2-pentanol d.
3-pentil-2-pentanol
b.
3-pentanol e.
3-pentil-3-pentanol
c.
2-metil-3-pentanol
12.
1-propanol merupakan isomer
gugus fungsi dengan….
a.
Metil etil eter d.
propanal
b.
2-propanol e.
asam propionat
c.
Propanon
13.
Senyawa dengan rumus molekul C5H12O
termasuk kelompok senyawa…
a.
Aldehida d.
alkanon
b.
Ester e.
asam karboksilat
c.
Eter
14.
Suatu senyawa golongan alkohol
yang berfungsi sebagai bahan kosmetik, pelarut
obat, dan pemanis adalah….
a.
Methanol d. gliserol
b.
Etanol e.
3-metilpentanol
c.
Propanol
15.
Rumus struktur yang merupakan
isomer posisi dari butanol adalah….
a.
Isopropil alkohol d. 2-butanol
b.
2-metilpropanol e.
3-metilpropanol
c.
Dietil eter
16.
Kegunaan senyawa eter adalah…
a.
Membuat minuman botol d. anestesi
b.
Obat maag e.
pengawet
c.
Antiseptik
17.
Yang merupakan isomer posisi
dari dietil eter adalah…
a.
Dimetil eter d. metil propil eter
b.
Etil metil eter e.
etil etil eter
c.
Dipropil eter
18.
Senyawa 2-metil 1-pentanol
berisomer dengan…
a.
Metil propil eter d.
etil propil eter
b.
Dipropil eter e.
3-pentanol
c.
Isopentanol
19.
Isomer pada eter mempunyai
rumus molekul…
a.
CnH2nO d. C5H12O
b.
CnHnO2 e. C4H6O
c.
C2nH2O
20.
Nama lain dari eter ialah…
a.
Alkoksi butana d.
aldehid
b.
Metana e.
propana
c.
Butane
21.
Titik didih yang rendah pada
eter disebabkan oleh….
a.
Tidak punya ikatan
hidrogen d. mempunyai
logam
b.
Punya ikatan hydrogen e. bentuknya
padat
c.
Bentuknya cair
22.
Eter tidak dapat bereaksi
dengan….
a.
Kalsium d.
magnesium
b.
Natrium e.
alkohol
c.
Karbon
23.
Eter akan menghasilkan alcohol
saat bereaksi dengan ….
a.
I d.
OH2
b.
PU3 e. H2O
c.
PBr5
24.
Rumus umum eter adalah…
a.
R – O – OH d.
OH – O – R
b.
OH – R – R e.
R – O – OR
c.
R – O – R
25.
Eter saat dibakar
menghasilkan…
a.
H2O d. O2
b.
CO2 dan H2O e.
Na
c.
CO2
26.
Sifat kimia pada eter
digunakan untuk membedakan eter dengan….
a.
Ester d.
keton
b.
Alkohol e.
halide
c.
Aldehida
27.
Rumus umum alkohol adalah…
a.
R – O – OH d.
OH – O – R
b.
OH – R – R e. R – OH
c.
R – O – R
28.
Eter biasanya sukar larut dalam zat…
a.
Padat d. cair
b.
Gas e.
leburan
c.
Campuran
29.
Rumus umum empiris eter dan
alkohol adalah…
a.
CnH2nO d.
CnH2n+2O
b.
C2nH2nO e.
CnH2n+O2
c.
CnH2nO2
30.
Kegunaan senyawa alkohol
adalah…
a.
Pelarut obat-obatan d. bahan pembuat zat organik
b.
Mengawetkan benda-benda
anatomi e. membuat damar
buatan
c.
Pelarut senyawa organik
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 ALKOHOL
Menurut ketatanamaannya alkohol
dibagi menjadi 2 cara, yaitu cara IUPAC dan cara trivial. Dalam cara IUPAC,
nama alkohol diturunkan dari nama alkana, dengan kahiran –a diganti dengan –ol.
Sedangkan, dalam cara trivial nama alkohol selalu diawali dengan nama alkil diikuti
kata alkohol. Gugus fungsi alkohol adalah –OH dengan menambahkan alkil pada
rantainya maka terbentuklah rumus umum alkohol yaitu R-OH. Alkohol memiliki 2
sifat yaitu sifat fisik dan sifat kimia. Alkohol dapat digunakan sebagai bahan
pelarut, disinfektan, dan bahan bakar.
3.1.2 ETER
Menurut ketatanamaannya eter dibagi
menjadi 2 cara, yaitu cara IUPAC dan cara trivial. Tata nama menurut IUPAC
dilakukan dengan menetapkan alkil yang lebih kecil sebagai alkoksi dan alkil
yang lebih besar sebagai alkana. Sedangkan, dalam tata nama dengan nama trivial
dilakukan dengan menyebutkan nama alkil sesuai urutan abjad dan diakhiri eter.
Jika kedua alkil sama digunakan awalan –di. Gugus fungsi eter adalah -O- dengan menambahkan alkil pada rantainya maka
terbentuklah rumus umum eter yaitu R-O-R’. Eter memiliki 2 sifat yaitu sifat
fisik dan sifat kimia. Eter dapat digunakan sebagai pelarut dan pengganti TEL.
3.2 SARAN
Laporan
hasil diskusi ini masih belum mencapai sempurna, sehingga pembaca dapat
menambahkan atau menghapus bagian yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo.unggul,2006,kimia,Surakarta:PHißETA
Forum tentor,2012,metode
cling,Jakarta:Pustaka Widyatama
Perpustakaancyber.blogspot.com
smakita.net/latihan-contoh-soal-pembahasan
dsupardi.wordpress.com/../soal/
smakita.net/soal-senyawa-karbon/
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.....................................................................
1.2
Rumusan
Masalah................................................................
1.3
Tujuan...................................................................................
BAB II
ISI
2.1
Alkohol
2.1.1
Sifat-sifat
Alkohol............................................................................
2.1.2
Pembuatan
Alkohol.........................................................................
2.1.3
Jenis-jenis
Alkohol...........................................................................
2.1.4
Reaksi Alkohol.................................................................................
2.1.5
Tatanama
Alkohol...........................................................................
2.1.6
Kegunaan
Alkohol...........................................................................
2.1.7
Bahaya
Alkohol................................................................................
2.2
Eter
2.2.1
Sifat-sifat
Eter..................................................................................
2.2.2
Pembuatan
Eter...............................................................................
2.2.3
Tatanama Eter.................................................................................
2.2.4
Kegunaan
Eter.................................................................................
Contoh Soal..............................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1.1
Alkohol
3.1.2
Eter
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA..................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar